Minggu, 20 Mei 2012

PPM Dan Pelajaran Mendulang Makna

Oleh : Untung Tri Rahmadi, S.Sos
Ahad 13 Mei 2012, ba’da maghrib di masjid Abdul Malik, seorang thalib (santri putra) berbagi pengalaman tentang apa saja yang Ia dapatkan selama sepekan di desa PPM dimana Ia ditempatkan. Dengan gaya cueknya Ia bercerita tentang berbagai hikmah yang Ia dan teman-teman kelompoknya dapatkan. Di esok paginya, sesuai jadwal jam mengajar, saya masuk di kelas 11 IPS thalibah (santri putri), walau tidak saya minta secara khusus, di akhir-akhir sesi mengajar, menggebu-gebu para thalibah bergantian menceritakan pengalaman mereka selama PPM di desa masing-masing.
PPM merupakan singkatan dari Praktek Pengabdian Masyarakat, sebuah program anyar yang digulirkan Bidang Pembinaan Santri (Binsan) Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri. Selama sepekan, dengan dibagi menjadi beberapa kelompok, para santri kelas 11 disebar di berbagai desa di sekitar Cinangka hingga Sirih. Sejak Senin hingga Ahad mereka mencoba beraktualisasi di masyarakat, menghasilkan pengalaman berharga yang belum pernah mereka rasakan.
Walau tidak mendampingi 24 jam penuh selama 7 hari di Kamasan, saya merasakan betul bahwa para santri selama diterjunkan di desa merasa sangat enjoy dengan peran mereka. Mengajar siswa SD hingga SMP atau yang sederajat, ikut mengaji Al-Qur’an di TPA atau rumah para guru ngaji selepas maghrib, dan kegiatan-kegiatan lain yang penuh manfaat menjadi sensasi yang benar-benar mereka nikmati. Dan saya yakin itu pula yang dirasakan oleh santri-santri yang ditempatkan di desa lain dari program PPM ini.
Tentang kedalaman kesan maupun keberhargaan makna terhadap keberadaan mereka selama mengabdi di wilayah masing-masing menjadi sesuatu yang bagi saya pribadi sangat menggetarkan sekaligus mengharukan. Hal itu dapat saya rasakan saat dalam jenak-jenak membersamai santri putra beberapa malam di posko PPM desa Kamasan. Mereka bercerita tentang kegiatan selama seharian bersama para murid madrasah diniyah dan tsanawiyah. Tentang murid-murid diniyah yang lincah dan jenaka. Tentang santri pengajian yang antusias saat dikisahkan sebuah cerita. Tentang plastik besar berisi makanan hasil kiriman kelompok santri pengajian. Tentang tingkah polah mereka yang nge-fans pada kakak santri PPMnya. Bahkan saat suatu pagi saya ikut merasakan menu breakfast asli masakan beberapa santri PPM. Kesemuanya menjadi suatu pengalaman unik dan menggetarkan hati bagi saya secara pribadi. Terlebih saat menghadiri acara perpisahan PPM yang menandai usainya masa pengabdian mereka di desa Kamasan. Bergerombol para murid yang pernah mereka ajar seperti merasa berat berpisah dengan kakak-kakak yang selama sepekan belajar bersama mereka.
Memungut makna. Ya, sepekan keberadaan para santri di berbagai desa pada program PPM ini bagi saya menginspirasikan satu hal tersebut. Dalam waktu yang sangat singkat ini mereka belajar tentang berbagai macam hal dari suatu makna hidup yang sebetulnya telah mereka dapatkan sehari-hari dalam kehidupan mereka, baik secara khusus sebagai santri NF, atau secara umum sebagai insan makhluk ciptaan-Nya. Dalam masa itu mereka belajar tentang nikmatnya bersekolah dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap dari adik-adik mereka di desa PPM. Belajar tentang proses mendidik yang ternyata tidak mudah, yang harapannya, karenanya mereka dapat mengambil hikmah untuk tidak bersikap sulit dalam prosesnya untuk dididik, baik oleh gurunya di sekolah, atau oleh orang tua mereka di rumah. Belajar tentang nikmatnya memiliki orang tua yang sangat perhatian terhadap pendidikan anak-anak mereka. Belajar tentang betapa senangnya dihargai, dihormati dan dirindukan oleh murid-murid, yang harapannya pula mereka juga dapat melakukan hal yang sama pada guru-guru mereka di sekolah atau di manapun. Belajar tentang betapa gembiranya saat mengajarkan sesuatu yang sesuatu itu dimengerti dan diikuti oleh para murid mereka. Belajar tentang betapa terenyuhnya saat kita tahu bahwa orang lain begitu merindukan dan mengharapkan kehadiran kita, dan bukan sebaliknya yakni membenci dan tidak menginginkan kita bersama mereka. Belajar, belajar dan belajar, ada begitu banyak pelajaran dalam masa mereka terjun ke masyarakat selama PPM ini.
Terdapat bermacam hikmah yang dapat mereka petik dari kegiatan ini, sebagaimana saratnya makna berharga yang tanpa sadar sebetulnya dapat mereka temukan dalam keseharian hidup mereka selama ini. Semoga masa satu pekan ini menjadi periode waktu mereka meraih percepatan ilmu mengenai kebijaksanaan dalam kehidupan yang karenanya mereka berhak untuk lebih dini meraih mimpi sebagai pribadi pemimpin para orang-orang yang bertakwa. Amiin...Amiin...Ya Rabbal ‘Aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar